Bagaimana waktu terus bergulir, usia terus berjalan, sedangkan hati tertutup (dari mengenal Allah ), tidak mencium sedikit pun baunya (tidak terbetik sedikit pun dalam hatinya ,untuk mengenal Tuhan nya) .
Dan dia keluar dari dunia sebagaimana dia masuk ke dalamnya..
tidak merasakan kehidupan yang sejahtera. Bahkan hidupnya di dunia seperti kehidupan binatang ternak ( hanya makan, minum
dan syahwat, tidak lebih dari pada itu ) kemudian dia berpindah ke alam
kerugian.
Hidupnya di dunia merana, dalam kematiannya ia
tersiksa, dan hari akhiratnya dia sengsara. ." (Al-Jawab Al-Kafi, Ibnul
Qoyyim hlm.132-133)
Dia keluar dari dunia ini dalam keadaan tidak merasakan
kebahagiaan sedikit pun, dan dia meninggalkan dunia ini dalam keadaan terhalang
dari kenikmatannya.. karena kenikmatan dan kelezatan serta kebahagiaan yang
sempurna hanya ada pada mengenal Allah (ma'rifatullah), bertauhid ,dekat dan
rindu pada perjumpaan dengan Rabbnya..
Sedangkan hidup yang paling sengsara adalah kehidupan
hati yg tercerai berai, juwa yg terobek-robek, yg tidak memiliki tujuan yg
benar serta jalan yg jelas , hingga dia bisa menuju kepadanya.
Seandainya berpindah, dia tidak akan bisa.. hatinya
tidak mendapatkan ketenangan, ketentraman.
tidak ada yg dapat menyejukkan pandangan matanya ..hingga
dia menuju kepada sesembahannya, Rabb dan Penciptanya yang tidak ada sekutu
bagii-Nya. (sungguh) Dia pun selalu membutuhkan pertolongan-Nya setiap saat,
sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair :
''Palingkanlah hati ke mana engkau suka dari cinta...
Tidaklah cinta itu akan berpaling melainkan pada cinta yg pertama.. Berapa
banyak rumah di atas bumi ini yg ditempati oleh seorang anak
manusia...Akantetapi ,kerinduannya selama-lamanya hanya pada rumahnya
pertama..."
Barangsiapa bersemangat untuk menjadikan tujuan
utamanya hanya satu saja, yaitu Allah
dan langkah satu-satunya adalah keridhoan-Nya, maka dia
akan meraih puncak harapannya dan menggapai semua kebahagiaan. Akan tetapi
,kebanyakan manusia hidupnya jauh dari harapan ini.. sebagaimana yang dikatakan
oleh sebagian salafussholeh,
" Sungguh merugi, orag yang hidup di dunia
kemudian keluar darinya, tetapi tidak merasakan kelezatan di dalamnya. "
Kemudian dia ditanya, '' Apa kelezatan di dalamnya itu
?" Dia berkata,
"Mengenal Allah ,mencintai-Nya, selalu dekat dan
rindu kepada-Nya ."
(Disebutkan oleh Ibnul qoyyim dalam Al- Jawabul Kaafi
hlm.123)
# Sebuahpelajaran sangat indah, yang saya dapatkan dari
kitab ''Fiqh Al-asmaul husna'' karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin
al-'abbabd -hafidhzohullah-
Anshori, 2 Oktober 2012, Gunung Sempu
Mumtaz..
BalasHapus