Gunung Sempu
Home » » :: 'Abdul Ghani Al-Bimawi Al-Jawi ::

:: 'Abdul Ghani Al-Bimawi Al-Jawi ::

Written By Unknown on Senin, 01 Oktober 2012 | 19.32


Pendatang di Tanah Haram. Lahir di negeri asalnya, Bima NTB. Mengenai di tahun berapa Al-Bimawi dilahirkan, tidak ada keterangan yang meyakinkan atau bahkan tidak ada ketarangan sama sekali dari para muarrikh yang menyajikan biografi Syaikh Al-Bimawi. Al-'Allamah 'Abdussattar Ad-Dahlawi As-Salafi, misalnya, tidak menyebutkan sama sekali di tahun berapa Al-Bima

wi dilahirkan. Demikian pula dengan penulis Nasyr An-Nur wa Az-Zuhar, Syaikh 'Abdullah Mirdad Abul Khair, ia tidak mencatat tahun kelahiran Syaikh Al-Bimawi. Tapi yang jelas, Al-Bimawi dilahirkan di paruh abad ke-13 H.
'Abdul Ghani Bima kecil melawat ke Makkah dan belajar dari para ulama di sana seperti Al-'Allamah As-Sayyid Muhammad Al-Marzuqi dan saudaranya, Sayyid Ahmaq Al-Marzuqi -penulis 'Aqidatul 'Awwam-, Muhammad Sa'id Al-Qudsi -mufti madzhab syafi'i-, dan Al-'Allamah 'Utsman Ad-Dimyathi. Al-Bimawi banyak mengambil faidah dari para ulama ini.

Syaikh 'Abdul Ghani Al-Bimawi telah 'meluluskan' mayoritas ulama Jawa seperti Syaikh Ahmad Khathib bin 'Abdul Ghaffar As-Sambasi, Syaikh Muhammad Nawawi bin 'Umar Al-Bantani, pemilik karya-karya ilmiah seperti Tafsir Muroh Labid / At-Tafsir Al-Munir li Ma'alimit Tanzil, yang juga pendapat anugrah berupa gelar 'Sayyid Ulamail Hijaz' dari Negeri Taimur, sebagaimana yang dicatat oleh Ustadz Khairuddin Az-Zirikli [Az-Zarkali] dalam kamus tarajimnya, Al-A'lam. Al-Bimawi senantiasa menyibukkan diri dengan mengajar, ibadah & menulis sampai Allah datang ketetapan pada tahun 1270-an H di Makkah. Dan dimakamkan di Ma'la.

Di tengah kesibukannya di Makkah, Al-Bimawi ternyata tidak lantas melupakan negeri asalnya. Ia menyempatkan diri untuk mengadakan perjalan ke Jawa dan tinggal di sana beberapa waktu.

Sebenarnya ada keterangan lebih lengkap lagi dari perjalanan Al-Bimawi, yaitu dalam 'Ensiklopedi Ulama Nusantara', akan tetapi buku ini banyak diwarnai dengan dugaan-dugaan yang tidak jelas kebenarannya. Lebih jauh, penulis buku ini tidak menyebutkan refrensi satu pun.

Oleh karena itu, untuk sementara keterangan perjalanan Syaikh Al-Bimawi saya cukupkan sampai di sini dulu. Allahu Ta'ala a'lam

Catatan:
Dalam sejarah sebelum Indonesia memerdekakan diri, istilah ' Negeri Jawa' disematkan tidak saja Pulau Jawa yang ada sekarang, namun lebih luas dari itu. 'Jawa' di kala itu, mencakup semua negeri-negeri di Asia Tenggara. Seperti halnya juga dengan istilah 'Nusantara' & 'Melayu'. Kenyataan ini sama persis dengan istilah 'Syam' di Timur Tengah yang dahulu mencakup beberapa negara seperti Palestina, Mesir, Suria dll. Allahua'lam.

Refrensi:
1. Faidhul Malikil Wahhabil Muta'ali bi Anba'i Awail Qarn Ats-Tsalits 'Asyar wa At-Tawali karya 'Abdussattar bin 'Abdul Wahhab Ad-Dahlawi (1286-1355 H)
2. Al-Mukhtashar Min Nasyr An-Nur wa Az-Zuhar hal. 262 karya 'Abdullah Mirdad Abul Khair (wafat 1343)
3. Ensiklopedi Ulama Nusantara hal. 18.
Lebih lanjut lihat pula A'lamul Makkiyyin (1/ 332) & Nazhmud-Durar hal. 131

Firman Hidayat, 26 Agustus 2012, Gunung sempu
Share this article :

5 komentar:

  1. Asslamu'alaikum...

    saya fajrir dari bima-dompu... (e-mail:fajrizal_armambo@yahoo.co.id)
    berikut silsilahnya... Syekh Abdul Ghani bin Subur bin Isma'il bin Abdul Karim. kemudian keturunan abdul ghani berlanjut pada Syeikh Mansyur_Al-jadho selanjutnya Syeikh Muhammad dan Syeikh Mahdali (Syeikh Boey).

    Ayahnya Syeikh Subur adalah Imam Besar di kesultanan Bima sekaligus Pembuat mushaf Al-Qur'an "La Lino" (yang Menyeluruh).

    Beraawal dari perjalanan Syeikh Abdul Karim dari semenanjung Timur tengah melintasi Sumatra dan Jawa kemudian ke Pulau Lombok-NTB (Lombok Utara). Mengajar agama kemudian dikenal ajarannya dengan istilah "waktu telo" (waktu tiga; Sholat jum'at, Sholat 'Ied, dan Sholat Jenazah) Kemudian ke Sumbawa dan Akhirnya Menetap di wilayah Wawo-Bima untuk beberapa saat baru kemudian ke pusat kota Bima, Syeikh Subur menikah dengan wanita keturunan Donggo-Bima melahirkan syeikh Abdul Ghani dan Syeikh Abdul Ghani menikah dengan Putri Kesultanan Dompu-NTB (Keturunan Syeikh Nuruddin Ulama Arab yg menikah dengan putri kerajaan Dompu dan sepulang dari Haji membawa Qur'an sebanyak 7 buah dari Makkah kemudian dikenal sebagai "Qaro'a Pidu").

    BalasHapus
  2. Sebagian kisah itu insyallah tertulis di naskah "Boo Sangaji Kai" di Kesultanan Bima.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aslmwwb ente tau silsilah tuan guru syekh ahmad al qadri yang mengislamkan sultan bima?

      Hapus
    2. Aslmwwb ente tau silsilah tuan guru syekh ahmad al qadri yang mengislamkan sultan bima?

      Hapus
  3. Kalo makam Syech Abdul Karim ada di ds Karongkeng kec Empang-Sumbawa...

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar
untuk komentar bagi yang belum memiliki accaunt pilih select profile dan klik Anonymous

 
Support : Creating Website | |
Copyright © 2011. gunung sempu - All Rights Reserved
Template Created by Published by Khandar
Proudly powered by Blogger