Gunung Sempu
Thank You for Comments Pictures

Latest Post

Laksana Bunga yang Akan Layu

Written By Unknown on Jumat, 16 November 2012 | 05.16



Allah ‘Azza wa Jalla menyebutkan dunia dengan ungkapan زَهْرَةُ di dalam Al Quran. Allah Ta’ala berfirman (QS Thoha: 131):
وَ لَا تَمُوْدَنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ
Dan janganlah kamu tunjukan pandangan kedua matamukepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga (زَهْرَةُ ) kehidupan dunia agar Kami menguji mereka dengan (kesenangan) itu.”
Hal itu diibaratkan sebagai bunga yang kelak akan menjadi buah. Bunga, sebagaimana yang diketahui, yang sedang mekar itu nampak sekali indah dan menawan sehinggi setiap orang yang melihatnya akan tertarik untuk memetiknya. Benar, jika bunga tadi dipetik akan terasa indah dipandang, tapi tidak bias dimakan. Namun lihatlah beberapa saat berikutnya, ia akan layu dan tidak lagi sedap dipandang. Inilah hakekat kenikmatan di dunia yang tidak akan bertahan lama, bahkan akan fana dan binasa.
Akan tetapi jika mau sabar sedikit saja menunggunya, ia akan berubah menjadi buah yang lebih menawan lagi karena selain enak dipandang juga nikmat dimakan. Dan inilah hakekat kenikmatan akhirat. Allahua’lam. []
Berikut adalah komentar Syaikh ‘Abdurrohman bin Nashir As Sa’di rohimahulloh dalam tafsirnya yang bertajuk Taisir Al Karim Ar Rohman fi Tafsir Kalam Al Mannan, “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu karena terkagm-kagum dan jangan kamu ulang-ulangi memandang keadaan dunia dan orang-orang yang menikmatinya karena memandangnya baik berupa makanan, minuman yang enak, pakaian mewah, rumah yang wah, dan wanita cantik, karena itu semua adalah bunga dunia yang merasa senang jiwa-jiwa tertipu, merasa kagum pandangan orang-orang yang berpaling, dan kaum zhalim yang menikmatinya –karena terputusnya pandangan mereka dengan akhirat-.
Kemudian (semua itu) akan segera pergi, berlalu semua, dan bahkan akan membunuh pecinta dan perindunya sehingga mereka akan menyesal, sedangkan penyesalan tidak akan berguna. Ketika mereka datang di hari kiamat akan mengetahui apa yang ada pada mereka dulu (berupa ketertipuan).
Kesengan dunia itu hanya Allah jadikan sebagai fitnah dan ujian, agar Dia mengetahui siapa yang menikmati dan tertipu dengannya, serta mengetahui siapa yang berbuat dengan sebaik-baik amalan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا* وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya. Siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.” (QS Al Kahfi: 7)”


  • Pelajaran Syarh Riyadhush Sholihin bersama Al Ustadz Aris Munandar hafizhohulloh di Ma’had Hamalatul Quran ba’da zhuhur

    Firman Hidayat, Gunung Sempu Yogyakarta, www.almarwadi.wordpress.com

Ciri Ciri Khowarij

Written By Unknown on Minggu, 11 November 2012 | 06.25



1. Mengafirkan kaum muslimin
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ رَجُلاً قَرَأَ الْقُرْآنَ حَتَّى إِذَا رُئِيَتْ بَهْجَتُهُ عَلَيْهِ وَكَانَ رِدْءًا لِلْإِسْلاَمِ  انْسَلَخَ مِنْهُ وَنَبَذَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ وَسَعَى عَلَى جَارِهِ بِالسَّيْفِ وَرَمَاهُ بِالشِّرْكِ ، قَالَ : قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ ، أَيُّهُمَا أَوْلَى بِالشِّرْكِ الْمَرْمِيُّ أَوِ الرَّامِي ، قَالَ : بَلِ الرَّامِي
Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kamu adalah seseorang yang membaca Alquran, sehingga apabila telah diperlihatkan kepadanya keindahannya dan tadinya ia adalah pembela Islam, tiba-tiba ia lepas dari Islam dan melemparkan (Alquran) ke belakangnya, dan mendatangi tetangganya dengan membawa pedang dan menuduhnya dengan kesyirikan.” Aku berkata (periwayat hadis ed.), “Wahai Nabi Allah, siapakah yang lebih layak kepada kesyirikan, yang dituduh atau yang menuduh?” Beliau menjawab, “Yang menuduh (lebih layak).” (HR. Al Bazzar) dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Silsilah Shahihah no 3201.
Yah inilah sifat mereka  sibuk  mengkafirkan kaum muslimin, sedangkan mereka lalai dari menuntut ilmu dari para ulama yang sudah mumpuni ilmu mereka. Sehingga mereka jauh dari jalan para salaf us sholih.

2. Keluar dari ketaatan kepada pemerintah
Al-lmam Asy-Syahrastani rahimahullah (w. 548 H) dalam kitabnya Al-Milal wan Nihal  (I/132) menegaskan:

"Setiap orang yang memberontak kepada imam (penguasa) yang sah dan telah disepakati kaum muslimin maka dia disebut sebagai khawarij. Sama saja, apakah dia memberontak pada masa shahabat kepada Al-A'immah (Al-Khulafa') Ar-Rasyidm, atau setelah mereka pada masa tabi'in maupun (pemberontakan) terhadap para imam (penguasa) di setiap zaman."

Imam Al Barbahari berkata : “Setiap orang yang memberontak kepada imam (pemerintah) kaum Muslimin adalah Khawarij. Dan berarti dia telah memecah kesatuan kaum Muslimin dan menentang sunnah. Dan matinya seperti mati jahiliyah.” (Syarhus Sunnah karya Imam Al Barbahari, tahqiq Abu Yasir Khalid Ar Raddadi halam
an 78)

3. Menghalalkan darah kaum muslimin
Mereka suka mengkafirkan kaum muslimin yang berdosa besar. Bahkan mereka berani membunuh kaum muslimin dengan alasan jihad,

4. Jahil Terhadap Fiqih dan Syari’at islam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Mereka membaca Al Qur’an tapi tidak melewati kerongkongan mereka.” (HR. Bukhari nomor 3610 dan Muslim nomor 4351)

Mereka Adalah Orang Yang Muda dan Buruk Pemahamannya
Rasulullah bersabda:

سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَمَانِ، أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَاهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يُقُوْلُوْنَ مِنْ قَوْلِ خَيْرِ الْبَرِِيَّةِ لاَ يُجَاوِزُ إِيْمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، فَأَيْنَمَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَ

(رواه البخاري ومسلم)

Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda umurnya tapi bodoh pemikirannya. Mereka berbicara seperti perkataan manusia yang paling baik. Keimanan mereka tidak melewati kerongkongannya, mereka keluar dari agama ini seperti keluarnya anak panah dari buruannya. Di mana saja kalian temui mereka, bunuhlah mereka. Sesungguhnya membunuh mereka akan mendapatkan pahal pada hari kiamat. (HR. Muslim)
Mereka adalah orang yang bodoh pemikiran mereka, yaitu mereka tidak mau merujuk kepada pemahaman para salafus sholih, mereka berbicara seperti perkataan manusia yang paling baik, mereka menggunakan ayat ayat Al qur’an sebagai dalil dalil bagi mereka, namun pemahaman mereka menyimpang dari maksud ayat tersebut, dan mereka sering menggunakan ayat ayat untuk orang kafir akan tetapi ditudingkan kepada kaum muslimin.

5.memusuhi ahlu sunnah dan menggelarinya dengan murji’ah
Al-Imam Ishaq bin Rahuwiyah berkata ; Suatu saat Abdullah bin Mubarok datang ke kota Ray maka berdiri menghampirinya seorang dari ahli ibadah –dugaan terkuat dia ini mengikuti pemikiran Khawarij- dia berkata kepada Abdullah bin Mubarok rahimahullah : “Wahai Abu Abdirrahman apa pendapatmu tentang orang yang berzina, mencuri, dan minum khamr?” Abdullah bin Mubarok berkata : “Aku tidak mengeluarkannya dari keimanan”. Orang tersebut berkata ; “Wahai Abu Abdirrahman dalam usia setua ini engkau menjadi Murji’ah?!, Abdullah bin Mubarok berkata : “Orang-orang Murji’ah tidak setuju dengan kami, mereka mengatakan : Amalan-amalan kami diterima dan dosa-dosa kami diampuni, dan seandainya aku tahu bahwa satu amalan baikku diterima maka aku akan mempersaksikan bahwa diriku di surga”. [Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Utsman Ash-Shobuni dalam Aqidah Salaf Ashhabul Hadits hlm. 84 dengan sanad yang shohih]
Berkata Imam Ahmad rahimahullahu,

وأما الخوارج فإنهم يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة وكذبت الخوارج في قولهم بل هم المرجئة يزعمون أنهم على إيمان وحق دون الناس ومن خالفهم كافر

“Dan adapun Khawarij, sesungguhnya mereka suka menuduh Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah !!, dan dusta lah Khawarij dalam ucapannya itu, bahkan sebenarnya mereka lah yang Murji’ah, mereka mengklaim sesungguhnya hanya mereka yang diatas keimanan
dan kebenaran, sedangkan manusia yang lain tidak, dan mereka mengkafirkan siapa saja yang menyelisihi mereka”. (Thabaqat Al-Hanabilah 1/36).
Yah ,,, khowarij pada zaman ini sering menuduh Ahlusunnah Wal Jama’ah dengan murji’ah, dan ini adalah warisan dari nenek moyang mereka dari zaman dahulu.

6. Mereka suka mencela para ulama dan tidak mau belajar dengan para ulama
Khowarij sering mencela para ulama kibar pada zaman ini seperti Syekh Al albani, Syekh Bin baz, Syekh Ustaimin dll. Dan ini adalah warisan nenek moyang mereka yang sering mencela para sahabat, bukanya mereka mengambil ilmu dari mereka, akan tetapi malah mencelanya.
dll..

Kaum Khawarij ini akan tetap ada hingga datang masa keluarnya Dajjal.
Dalam hadits Abu Barzah riwayat An-Nasa’i disebutkan:

يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ كَأَنَّ هَذَا مِنْهُمْ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ اْلإِسْلاَمِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ لاَ يَزَالُونَ يَخْرُجُونَ حَتَّى يَخْرُجَ آخِرُهُمْ مَعَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيقَةِ

Akan muncul di akhir zaman nanti suatu kaum, sepertinya orang ini (gembong khawarij Dzul Khuwaisirah) termasuk kelompok mereka, yang membaca Al-Qur’an akan tetapi tidak melewati tenggorokan mereka (tidak memahaminya). Mereka telah keluar dari Islam sebagaimana anak panah melesat dari busurnya. Ciri-ciri mereka adalah menggundul kepala. Mereka akan tetap muncul hingga akhir zaman bersama Dajjal. Apabila kalian menemui mereka, perangilah! Mereka adalah seburuk-buruk makhluk bentuk maupun perangainya.
Mereka adalah seburuk buruk makhluk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengecam keras Khawarij dalam hadis-hadisnya, Abu Ghalib berkata,

رَأَى أَبُو أُمَامَةَ رُءُوسًا مَنْصُوبَةً عَلَى دَرَجِ مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَقَالَ أَبُو أُمَامَةَ كِلَابُ النَّارِ شَرُّ قَتْلَى تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ خَيْرُ قَتْلَى مَنْ قَتَلُوهُ ثُمَّ قَرَأَ { يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ

قُلْتُ لِأَبِي أُمَامَةَ أَنْتَ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ لَمْ أَسْمَعْهُ إِلَّا مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا حَتَّى عَدَّ سَبْعًا مَا حَدَّثْتُكُمُوهُ.

“Abu Umamah melihat kepala-kepala (kaum Khawarij) yang dipancangkan di jalan Masjid Damaskus, Abu Umamah berkata, “Anjing-anjing neraka, seburuk-buruknya orang yang terbunuh di kolong langit, dan sebaik-baiknya yang dibunuh adalah orang yang dibunuh oleh mereka (Khawarij), kemudian beliau membaca Ayat, “Pada hari wajah-wajah menjadi putih dan wajah-wajah lain menjadi hitam..” Sampai akhir ayat.

Aku berkata kepada Abu Umamah, “Engkau mendengarnya dari Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Aku mendengarnya sekali, dua kali, tiga kali, empat kali sampai tujuh kali. Bila aku tidak mendengarnya, aku tidak akan menyampaikannya kepada kamu.” (HR. At Tirmidzi).
_____________________________
Khandar. 11 Nov 2012. Jakpus

Fakta Para Ulama Kaum Muslimin Memecat Madzhab Asy’ari & Maturidi dari Lingkaran Ahlussunnah wal Jama’ah!

Written By Unknown on Rabu, 07 November 2012 | 04.32



Banyak orang menyangka bahwa Asy’ari adalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Bahkan penganut madzhab Asy’ari mengklaim dan membajak secara dusta nama Ahlussunnah wa Jama’ah, sebagaimana ma’ruf di kalangan ahli ilmu dan penuntutnya. Di antara mereka adalah penulis kitab Al Bayan lima Yasyghulu Al Adzhan, Mufti Dr. ‘Ali Jumu’ah. Ia mengatakan dengan pede-nya, “Dan madzhab Ahlussunnah, yaitu Asy’ari & Maturidi, adalah madzhab yang jelas dalam seluruh bab-bab tauhid.”
Pernyatan yang lebih mencengangkan adalah shahabat-shahabat Nabi juga mermadzhab Asya’ri! Ketika penulis Al Bayan lima Yasyghulu Al Adzhan (hal. 181) ditanya apakah ‘aqidah para shahabat adalah Asy’ari? Ia pun menjawab tanpa merasa canggung, “Ya. Para shahabat itu beraqidah Asy’ari. Dan Asya’ariyyah merupakan sebuah lafazh yang dimaksudkan sebagai ‘aqidah para shahabat yang mulia.” Kita katakana, “Subhanaka hadza buhtan ‘azhim!”
Hal yang sama juga dilakukan KH Siradjuddin ‘Abbas dalam buku hitamnya, seperti I’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah, Thabaqatus Syafi’iyyah, 40 Masalah Agama, dan lainnya.
Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan tegas dari sebagian para ulama bahwa madzhab Asy’ari bukan dari bagian Ahlussunnah wal Jama’ah:
  • Di antara yang menunjukkan bahwa Asy’ari bukanlah Ahlussunnah wa Jama’ah bahkan mereka adalah sebuah firqah yang berbeda dengan Ahlussunnah wal Jama’ah dalam masalah pokok-pokok (ushul) yang banyak adalah sebagian imam-imam Ahlussunnah mengingkari ushul-ushul mereka. Di antara mereka adalah Ibnu Suraij rohimahulloh dari kalangan Syafi’iyyah, yang semasa dengan Al Asy’ari. Beliau berkata, “Kami tidak sependapat dengan takwilnya Mu’tazilah, Asy’ariyyah, Jahmiyyah, Mulhidah, Mujassimah, Musyabbihah, Karomiyyah, dan Mukayyifah. Bahkan kami menerima (shifat-shifat Allah)  tanpa takwil dan mengimaninya tanpa tamtsil (menyerupakan).” [Ijtima’ Al Juyusy Al Islamiyyah (hal. 62)]
  • Imam Abul Hasan Al Karji Asy Syafi’i rohimahulloh mengatakan, “Imam-imam syafi’iyyah senantiasa tidak menyukai (memandang rendah) dan  enggan bernisbat kepada Asy’ari. Mereka juga berlepas diri dari madzhab yang didirikannya dan melarang shahabat-shahabat dan orang-orang yang mereka cintai dari berdekat-dekat di sekitarnya.”
  • Abul Hasan Al Karji rohimahulloh juga berkata tentang Abu Hamid Al Isfiroyini, “Sudah diketahui kerasnya Syaikh (Abu Hamid Al Isfiroyini) terhadap penganut ilmu kalam sampai-sampai beliau membedakan antara ushul fiqih Asy Syafi’i dari ushul Al Asy’ari. Abu Bakar Ar Rodzaqoni rohimahulloh menta’liq dengan pernyataan, “Dan ini pendapatku.” Abu Ishaq Asy Syirozi rohimahulloh juga mengikutinya dalam dua kitabnya, yaitu Al Luma’ dan At Tabshiroh. Sampai-sampai apabila pendapat Al Asy’ari bersamaan dengan pendapat teman-teman kami (se-madzhab), beliau akan membedakannya seraya berkata, “Itu adalah pendapat sahabat-sahabat (semadzhab) kami. Pendapat itu juga yang menjadi pendapat Al Asy’ari.” Beliau tidak menganggap Al Asy’ari sebagai bagian dari Syafi’iyyah karena enggan dengan mereka dan dari madzhab mereka dalam ushul fiqih, sebagai pengganti dari ushuluddin.
[At Tis’iniyyah (238-239), Syarh Al Ashfahani (V/31 Al Fatawa Al Kubro), Mukhtashor Al ‘Uluww li Adz Dzahabi, dan Ijtima’ Al Juyusy Al Islamiyyah karya Ibnul Qoyyim]
  • Di antara yang sudah kita ketahui bahwa penulis ‘Aqidah Thohawiyyah dan pensyarahnya adalah bermadzhab Hanafi. Imam Ath Thohawi rohimahulloh sendiri semasa dengan Al Asya’ari, menulis ‘aqidah ini untuk menjelaskan ‘aqidah Imam Abu Hanifah dan pengikutnya. Kitab ini serupa dengan kitab Al Fiqh Al Akbar. Mereka telah menukil dari sang imam bahwa beliau menegaskan kafirnya orang yang berpendapat, “Allah tidak berada di atas ‘Arsy atau bertawaqquf (tidak berpendapat) darinya. Sementara itu muridnya yang bernama Imam Abu Yusuf rohimahulloh telah memvonis kafir Bisyr Al Marisi.
  • Asy’ariyyah juga menafikan shifat ‘uluww (ketinggian Allah) dan mengingari keberadaan Allah di atas ‘Arsy. Diketahui juga bahwa pokok-pokok (aqidah) mereka terambil dari Bisyr Al Marisi. Periksa Siyar A’lam An Nubala’ (X/200-201) karya Adz Dzahabi, Al Hamawiyyah (hal. 14-15) karya Ibnu Taimiyyah, dan Manhaj Al Asya’iroh fi Al ‘Aqidah (hal. 11).
  • Semenjak Imam Ahmad memvonis bid’ah Ibnu Kullab dan memerintah agar menghajr mereka, dilah pendiri madzhab Asy’ari sejatinya, para menganut madzhab Hanbali terus saja bersama mereka dalam ‘peperangan’ yang panjang.
  • Berkata Ibnu Khouzir dari kalangan madzhab Malikiyyah, “Menerut Malik dan kawan-kawan kami (semadzhab), ahlul ahwa’ (pengekor hawa nafsu) adalah ahli kalam. Maka setiap mutakallim (ahli kalam) adalah ahlul bida’ wal ahwa’, entah itu Asy’ari ataupun selainnya. Persaksian mereka tidak akan diterima selama-lamanya dalam Islam.” [Jami’ Bayan Al ‘Ilm wa Fadhlih (II/117) karya Ibnu ‘Abdil Barr rohimahulloh]
  • Imam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh dan Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh telah membantah (menyingkap kesesatan) Asy’ariyyah melalui sejumlah kitabnya.
Di antara karya-karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh yang membantah mereka adalah:
  • Ø Dar’u Ta’arudh Al ‘Aql wa An Naql
  • Ø Bayan Talbis Al Jahmiyyah
  • Ø At Ts’iniyyah syarh Al ‘Aqidah Al Ashfahaniyyah
  • Ø Al Fat[a]wa Al Hamawiyyah
  • Ø An Nubuwwat (bantahan terhadap pendapat mereka tentang kenabian),
  • Ø Al Iman (bantahan terhadap pendapat mereka tentang iman)
  • Ø Al Qo’idah Al Marokisyiyyah
  • Ø Al Munazhoroh fi Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah
Adapun kitab-kitab Ibnul Qoyyim rohimahulloh yang memuat bantahan terhadap paham As’ariyyah adalah:
  • Ø Mukhtashor Ash Showa’iq Al Mursalah
  • Ø Syafa’ Al ‘Alil
  • Ø Al Qoshidah An Nuniyyah
  • Ø Ijtima’ Al Juyusy Al Islamiyyah
Karena kegigihan kedua imam ini dalam menyingkap dan membantah paham doktrin Asy’ariyyah ini, sebagian Asy’ariyyah mengkafirkan Ibnu Taimiyyah dan menuduhnya kufur, zindiq, dan sesat. Di antara mereka adalah perkataan penulis Hawasyi ‘ala Syarh Al Kabir karya As Sanusi, “Ibnu Taimiyyah, penganut madzhab Hanbali yang terkenal, adalah zindiq dan kebenciannya terhadap agama dan pemeluknya tidak samar lagi.” Lihat buku Arkan Al Iman karya Wahbi Ghowanji, buku-buku & makalah-makalahnya serta buku Baro’ah Al Asy’ariyyin, dan buku Ibnu Taimiyyah Laisa Salafiyyan.
Bahkan mereka juga menilai kafir setiap orang yang berpendapat, “Sesungguhnya Allah Ta’ala dishifati dengan shifat ‘uluww.”


Cuplikan dari kitab Ar Rodd Al ‘Ilmi ‘ala Syubhat fi Al ‘Aqidah wa At Tashowwuf (hal.196-198) karya Dr. Ibrohim Abu Syadi

Kampus Al Hadi Sleman Yogyakarta
21: 37 WIB Jum’at, 17 Dzul Hijjah 1433 H

Ibnu Marwadi Al Marwadi (Firman Hidayat) Diambil dari web beliau: almarwadi.wordpress.com

Ungkapan Emas yang Tidak Dipahami Orang Indonesia

Written By Unknown on Minggu, 04 November 2012 | 04.02




"Ahlan wa sahlan" adalah ungkapa emas bahasa arab yang tidak dipahami oleh orang indonesia,,, orang indonesia mengartikan "Ahlan wa sahlan" dengan "selamat datang" padahal ungkapa 'Ahlan wa sahlan" adalah ungkapan yang sangat agung,,,
"Ahlan" dari kata "ahlun" artinya adalah KELUARGA dan "sahlan" dari kata "sahl" artinya adalah MUDAH,
jadi seandainya kita mengucapkan 'Ahlan wa sahlan" kepada seseorang yang datang kepada kita, Artinya kita menerima atau menganggap tamu tersebut sebagai bagian dari keluarga kita dan kita akan memudahkan urusan dia ini sesuai dengan

 
Support : Creating Website | |
Copyright © 2011. gunung sempu - All Rights Reserved
Template Created by Published by Khandar
Proudly powered by Blogger