1, Org yg meminta untuk diruqyah
Orang seperti ini ditakutkan tidak termasuk dalam sabda Nabi -alaihishshalatu
wassalam- yg menjelaskan kriteria 70.000 orang dari umatnya yang akan masuk
surga tanpa hisab dan azab:
هُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ
وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka adalah orang-orang yang tidak minta untuk di ruqyah, tidak pernah
bertathayur (menganggap sial/pamali) dan tidak pula melakukan terapi dengan kay
(terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang sakit), dan hanya kepada
Rabb mereka bertawakkal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas)
Adapun bagi mereka yg tdk mengetahui hukum meminta diruqyah kmd saat ia
mengetahui ia segera bertaubat dan menyesal, ia masih bisa diharapkan mendapat
kesemptan termasuk dalam 70.000 umat Rasulullah yg masuk surga tanpa azab dan
hisab
2. Orang yg diruqyah tanpa meminta untuk diruqyah.
. Hal ini tidak mengapa, dan tidak perlu ditolak,
karena Aisyah pernah meruqyah Nabi shallallahualaihiwasallam saat sakit
menjelang wafat beliau smkn parah, dan Nabi tidak tdk menolaknya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,
Dari Aisyah radliallahu ‘anha dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ يَنْفُثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي الْمَرَضِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ
بِالْمُعَوِّذَاتِ فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنْفِثُ عَلَيْهِ بِهِنَّ وَأَمْسَحُ
بِيَدِ نَفْسِهِ لِبَرَكَتِهَا
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meniupkan kepada diri beliau
sendiri dengan mu’awwidzat (doa-doa perlindungan/ta’awudz) ketika beliau sakit
menjelang wafatnya. Dan tatkala sakit beliau semakin parah, sayalah yang meniup
beliau dengan mu’awwidzat tersebut dan saya megusapnya dengan tangan beliau
sendiri karena berkahnya kedua tangan beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5735 dan
Muslim no. 2192)
Dan juga terjadi dalam kehidupan para Sahabat -ridwanullah 'alaihim-,
DIsebutkan dalam sebuah riwayat Al-Bukhari:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا اشْتَكَى مِنَّا إِنْسَانٌ مَسَحَهُ بِيَمِينِهِ ثُمَّ قَالَ
أَذْهِبْ الْبَاسَ …
“Apabila salah seorang di antara kami sakit, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam mengusapnya dengan tangan kanan, lalu beliau mengucapkan: ‘Adzhabil
ba’sa …
3, Orang yg mengingkari adanya ruqyah dalam islam,
Tindakkan seperti ini termasuk tindakkan menyelisihi sunnah..
wallahu'alam bishowab..
Faedah dari dars (pelajaran) bersama ustadz Aris Munandar -hafidzohullah-
30 Oktober 2012, ma'had Hamalatul Quran, Jogjakarta
adapun kesimpulan dari hukum meruqyah dan diruqyah :
1.
meruqyah diri sendiri, dianjurkan
2.
meruqyah orang lain, dianjurkan
3.
minta diruqyah oleh orang lain, makruh
Ahmach Anshori, 30 Oktober 2012, Gunung
Sempu
1, Org yg meminta untuk diruqyah
Orang seperti ini ditakutkan tidak termasuk dalam sabda Nabi -alaihishshalatu wassalam- yg menjelaskan kriteria 70.000 orang dari umatnya yang akan masuk surga tanpa hisab dan azab:
هُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka adalah orang-orang yang tidak minta untuk di ruqyah, tidak pernah bertathayur (menganggap sial/pamali) dan tidak pula melakukan terapi dengan kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang sakit), dan hanya kepada Rabb mereka bertawakkal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas)
Adapun bagi mereka yg tdk mengetahui hukum meminta diruqyah kmd saat ia mengetahui ia segera bertaubat dan menyesal, ia masih bisa diharapkan mendapat kesemptan termasuk dalam 70.000 umat Rasulullah yg masuk surga tanpa azab dan hisab
2. Orang yg diruqyah tanpa meminta untuk diruqyah.
. Hal ini tidak mengapa, dan tidak perlu ditolak,
karena Aisyah pernah meruqyah Nabi shallallahualaihiwasallam saat sakit menjelang wafat beliau smkn parah, dan Nabi tidak tdk menolaknya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,
Dari Aisyah radliallahu ‘anha dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْفُثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي الْمَرَضِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنْفِثُ عَلَيْهِ بِهِنَّ وَأَمْسَحُ بِيَدِ نَفْسِهِ لِبَرَكَتِهَا
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meniupkan kepada diri beliau sendiri dengan mu’awwidzat (doa-doa perlindungan/ta’awudz) ketika beliau sakit menjelang wafatnya. Dan tatkala sakit beliau semakin parah, sayalah yang meniup beliau dengan mu’awwidzat tersebut dan saya megusapnya dengan tangan beliau sendiri karena berkahnya kedua tangan beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5735 dan Muslim no. 2192)
Dan juga terjadi dalam kehidupan para Sahabat -ridwanullah 'alaihim-,
DIsebutkan dalam sebuah riwayat Al-Bukhari:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اشْتَكَى مِنَّا إِنْسَانٌ مَسَحَهُ بِيَمِينِهِ ثُمَّ قَالَ أَذْهِبْ الْبَاسَ …
“Apabila salah seorang di antara kami sakit, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengusapnya dengan tangan kanan, lalu beliau mengucapkan: ‘Adzhabil ba’sa …
3, Orang yg mengingkari adanya ruqyah dalam islam,
Tindakkan seperti ini termasuk tindakkan menyelisihi sunnah..
wallahu'alam bishowab..
Faedah dari dars (pelajaran) bersama ustadz Aris Munandar -hafidzohullah-
30 Oktober 2012, ma'had Hamalatul Quran, Jogjakarta
Orang seperti ini ditakutkan tidak termasuk dalam sabda Nabi -alaihishshalatu wassalam- yg menjelaskan kriteria 70.000 orang dari umatnya yang akan masuk surga tanpa hisab dan azab:
هُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka adalah orang-orang yang tidak minta untuk di ruqyah, tidak pernah bertathayur (menganggap sial/pamali) dan tidak pula melakukan terapi dengan kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang sakit), dan hanya kepada Rabb mereka bertawakkal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas)
Adapun bagi mereka yg tdk mengetahui hukum meminta diruqyah kmd saat ia mengetahui ia segera bertaubat dan menyesal, ia masih bisa diharapkan mendapat kesemptan termasuk dalam 70.000 umat Rasulullah yg masuk surga tanpa azab dan hisab
2. Orang yg diruqyah tanpa meminta untuk diruqyah.
. Hal ini tidak mengapa, dan tidak perlu ditolak,
karena Aisyah pernah meruqyah Nabi shallallahualaihiwasallam saat sakit menjelang wafat beliau smkn parah, dan Nabi tidak tdk menolaknya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,
Dari Aisyah radliallahu ‘anha dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْفُثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي الْمَرَضِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنْفِثُ عَلَيْهِ بِهِنَّ وَأَمْسَحُ بِيَدِ نَفْسِهِ لِبَرَكَتِهَا
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meniupkan kepada diri beliau sendiri dengan mu’awwidzat (doa-doa perlindungan/ta’awudz) ketika beliau sakit menjelang wafatnya. Dan tatkala sakit beliau semakin parah, sayalah yang meniup beliau dengan mu’awwidzat tersebut dan saya megusapnya dengan tangan beliau sendiri karena berkahnya kedua tangan beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5735 dan Muslim no. 2192)
Dan juga terjadi dalam kehidupan para Sahabat -ridwanullah 'alaihim-,
DIsebutkan dalam sebuah riwayat Al-Bukhari:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اشْتَكَى مِنَّا إِنْسَانٌ مَسَحَهُ بِيَمِينِهِ ثُمَّ قَالَ أَذْهِبْ الْبَاسَ …
“Apabila salah seorang di antara kami sakit, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengusapnya dengan tangan kanan, lalu beliau mengucapkan: ‘Adzhabil ba’sa …
3, Orang yg mengingkari adanya ruqyah dalam islam,
Tindakkan seperti ini termasuk tindakkan menyelisihi sunnah..
wallahu'alam bishowab..
Faedah dari dars (pelajaran) bersama ustadz Aris Munandar -hafidzohullah-
30 Oktober 2012, ma'had Hamalatul Quran, Jogjakarta
1. meruqyah diri sendiri, dianjurkan
2. meruqyah orang lain, dianjurkan
3. minta diruqyah oleh orang lain, makruh
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar
untuk komentar bagi yang belum memiliki accaunt pilih select profile dan klik Anonymous