Syaikh Muhammad bin Sholih Al 'Utsaimin rohimahulloh berkata dalam Al Qoul Al
Mufid 'ala Kitab At Tauhid (hal. 81):
"Demikian juga termasuk hal penting adalah tidaklah seseorang itu bergembira
atas perkataannya (ceramahnya dan selainnya) yang direspon orang-orang karena
(ia merasa bahwa yang ditermia itu adalah) ucapannya. Akan tetapi ia (boleh)
bergembira terhadap orang-orang yang merespon positif ucapannya jika ia
melihatnya kebenaran karena memang kebenaran (haq), bukan karena itu ucapannya.
Demikian juga seseorang tidaklah bersedih ketika manusia menolaknya
mentah-mentah ucapannya karena itu adalah ucapannya (pendapatnya). Karena di
saat seperti ini ia menyeru kepada dirinya (bukan kepada Allah). Akan tetapi ia
(boleh) sedih karena manusia menolaknya karena (yang diserukan adalah)
kebenaran. Dengan ini, terwujudlah keikhlasan.
Maka ikhlas itu sangatlah sulit. Hanya saja seseorang yang menghadap (mengarah
& menuju) kepada Allah dengan penghadapan yang jujur (ikhlas) lagi benar di
atas jalan lurus, Allah akan menolongnya dan memudahkan untuknya."
Kesimpulannya, orang yang ikhlas dalam berdakwah, baik dengan lisan maupun
tulisan, adalah orang yang tidak peduli sikap orang lain terhadap dakwah yang
diserukannya, apakah mereka menerima atau menolak. Jika dakwah yang ia
lancarkan direspon dengan respon positif, maka ia boleh bergembira karena
orang-orang menerima kebenaran, bukan semata-mata menerima ucapan &
pendapatnya. Namun juga sebaliknya, apabila orang-orang tidak menerima dakwah
yang ia serukan, maka ia bersedih karena mereka tidak atau belum menerima
kebenaran. Allahua'lam. []
Jadi, saat ini Anda ada di posisi yang mana?
Semoga Allah 'Azza wa Jalla selalu memebrikan rizki-Nya berupa keikhlasan dalam
segala tindak-tanduk saya, Anda, dan kaum muslimin.
Kampus Al Hadi Sleman
Khamis, 16 Dzul Hijjah 1433
Firman Hidayat bin Marwadi Al Marwadi
-semoga Allah mengampuni dosa-dosanya-
"Demikian juga termasuk hal penting adalah tidaklah seseorang itu bergembira atas perkataannya (ceramahnya dan selainnya) yang direspon orang-orang karena (ia merasa bahwa yang ditermia itu adalah) ucapannya. Akan tetapi ia (boleh) bergembira terhadap orang-orang yang merespon positif ucapannya jika ia melihatnya kebenaran karena memang kebenaran (haq), bukan karena itu ucapannya.
Demikian juga seseorang tidaklah bersedih ketika manusia menolaknya mentah-mentah ucapannya karena itu adalah ucapannya (pendapatnya). Karena di saat seperti ini ia menyeru kepada dirinya (bukan kepada Allah). Akan tetapi ia (boleh) sedih karena manusia menolaknya karena (yang diserukan adalah) kebenaran. Dengan ini, terwujudlah keikhlasan.
Maka ikhlas itu sangatlah sulit. Hanya saja seseorang yang menghadap (mengarah & menuju) kepada Allah dengan penghadapan yang jujur (ikhlas) lagi benar di atas jalan lurus, Allah akan menolongnya dan memudahkan untuknya."
Kesimpulannya, orang yang ikhlas dalam berdakwah, baik dengan lisan maupun tulisan, adalah orang yang tidak peduli sikap orang lain terhadap dakwah yang diserukannya, apakah mereka menerima atau menolak. Jika dakwah yang ia lancarkan direspon dengan respon positif, maka ia boleh bergembira karena orang-orang menerima kebenaran, bukan semata-mata menerima ucapan & pendapatnya. Namun juga sebaliknya, apabila orang-orang tidak menerima dakwah yang ia serukan, maka ia bersedih karena mereka tidak atau belum menerima kebenaran. Allahua'lam. []
Jadi, saat ini Anda ada di posisi yang mana?
Semoga Allah 'Azza wa Jalla selalu memebrikan rizki-Nya berupa keikhlasan dalam segala tindak-tanduk saya, Anda, dan kaum muslimin.
Kampus Al Hadi Sleman
Khamis, 16 Dzul Hijjah 1433
Firman Hidayat bin Marwadi Al Marwadi
-semoga Allah mengampuni dosa-dosanya-
Jadi tujuan kita adalah Allah
BalasHapusIsnya Allah demikian
Hapus